MAKASSAR | JejakKasusNews.Id – Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Sulawesi Selatan (Kakanwil Ditjenpas Sulsel) memberikan apresiasi terhadap upaya peningkatan literasi bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Makassar melalui layanan perpustakaan keliling yang dihadirkan oleh Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Sulawesi Selatan, Kamis (28/8).
Kehadiran perpustakaan keliling disambut antusias oleh WBP. Mereka berkesempatan mengakses beragam koleksi buku bacaan yang edukatif, inspiratif, serta sesuai kebutuhan pengembangan wawasan. Langkah ini menjadi wujud nyata kolaborasi pemerintah dalam mendukung program pembinaan di lapas, khususnya pada aspek peningkatan minat baca dan kecerdasan literasi.
Kakanwil Ditjenpas Sulsel, Rudy Fernando Sianturi menegaskan bahwa literasi merupakan salah satu pilar penting dalam pembinaan. Melalui membaca, WBP dapat memperluas wawasan, menumbuhkan pola pikir positif, serta membekali diri dengan pengetahuan yang bermanfaat untuk proses reintegrasi sosial setelah bebas.
“Kami sangat mengapresiasi inisiatif Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Sulsel yang telah menghadirkan layanan perpustakaan keliling ini. Literasi adalah jendela perubahan, dan kami berharap para WBP semakin termotivasi untuk menjadikan membaca sebagai kebiasaan sehari-hari,” ungkapnya.
Plt. Kepala Lapas Kelas I Makassar, Novian Endus Santoso juga menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan berbagai pihak dalam memperkuat program pembinaan berbasis literasi. Menurutnya, ketersediaan bahan bacaan yang beragam akan menambah semangat WBP untuk terus belajar, meski berada dalam lingkungan terbatas.
Sementara itu, pihak Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Sulawesi Selatan menegaskan komitmennya untuk secara berkala menghadirkan layanan perpustakaan keliling ke Lapas Makassar. Program ini diharapkan mampu menumbuhkan budaya baca serta membekali WBP dengan keterampilan literasi yang dapat bermanfaat di masa depan.
Dengan adanya sinergi ini, diharapkan literasi bukan hanya menjadi aktivitas membaca, tetapi juga menjadi sarana pemberdayaan diri bagi WBP untuk menyongsong kehidupan yang lebih baik setelah menjalani masa pidana.(Hms)
