TAKALAR | JKN.ID – Polres Takalar resmi meningkatkan status kasus dugaan pengeroyokan siswa SMAN 7 Takalar dari tahap penyelidikan ke penyidikan.
Peristiwa yang terjadi pada Jumat (15/11) ini menjadi perhatian publik, terutama karena korban hingga kini belum pulih secara fisik maupun psikologis.
Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Takalar, Iptu Sumarwan, memastikan bahwa proses hukum terus berjalan.
“Setelah dilakukan gelar perkara, status kasus ini telah naik ke tahap penyidikan. Dalam waktu dekat, kami akan menetapkan tersangka,” jelasnya pada Kamis (5/12/2024).
Ia juga mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan menghormati proses hukum yang sedang berlangsung.
Korban trauma, pelaku belum ditahan. Berdasarkan laporan, korban yang berinisial A dianiaya oleh empat orang berinisial I, L, B, dan A lingkungan sekolah.
Para pelaku diduga memukul korban dengan kunci motor dan kepalan tangan di bagian kepala, wajah, serta dada, bahkan menginjak tubuh korban hingga ia pingsan.
Akibat insiden ini, korban mengalami luka serius dan masih merasakan nyeri di kepala serta dada, membuatnya belum mampu kembali ke sekolah.
Namun, hingga lebih dari dua pekan sejak insiden terjadi, keempat pelaku masih bebas. Kondisi ini membuat orang tua korban, Nawir Daeng Ngawing dan Suwarni Daeng Maki, meminta Polres Takalar untuk segera melakukan penahanan.
“Kami berharap pelaku segera ditangkap dan diproses sesuai hukum. Kami butuh keadilan,” ujar Nawir.
Keluarga korban juga meminta agar pasal yang diterapkan lebih relevan dengan kejadian. “Kami ingin penyidik juga menggunakan Pasal 170 KUHP tentang pengeroyokan, bukan hanya Pasal 80 UU Perlindungan Anak, karena anak kami benar-benar dikeroyok,” tegas Nawir.
Kasus yang dilaporkan dengan Nomor LP/B/335/XI/2024/SPKT/POLRES TAKALAR ini terus mendapat perhatian masyarakat Takalar. Muhammad Arsyad Daeng Sewang, seorang praktisi hukum setempat, mendesak Polres Takalar untuk mempercepat proses penyidikan dan memberikan kepastian hukum.
“Penanganan kasus harus lebih cepat dan profesional. Korban dan masyarakat membutuhkan keadilan,” ujarnya.
Sementara itu, keluarga korban mengungkapkan bahwa anak mereka masih trauma karena rumah pelaku berdekatan dengan sekolah. Hal ini semakin menegaskan pentingnya langkah hukum tegas terhadap para pelaku untuk memberikan efek jera dan rasa aman bagi korban.
Orang tua korban juga menekankan pentingnya keadilan tanpa pandang bulu. “Kami percaya Polres Takalar bisa menegakkan hukum dengan adil dan memberi efek jera kepada para pelaku kejahatan,” tutup Nawir.
Dengan status kasus yang telah naik ke penyidikan, publik berharap Polres Takalar dapat segera menyelesaikan perkara ini dan memberikan keadilan bagi korban serta keluarganya.(*)